Ahad, 19 Mei 2013

LAYU


6.16 pagi
insomnia
masih menelan terang cahaya
masih mengerang tenaganya
akal memintas-mintas lorong angan
marah merah kaki-kaki awan

6.23 pagi
insomnia
masih membasi jiwa tepu
masih bengkak hati dungu
menjengah tangga infiniti
menyeluk kunci, melonggar gari

6.30 pagi
insomnia
......................
lupa
......................
masih lagi lupa
......................

6.40 pagi
insomnia
dua ekor kucing mula meliar
memecah sepi, mengiring hingar
aku masih dihadapan kaca
menanti sinar memecah cahaya

Sabtu, 18 Mei 2013

DERHAKA

kata hanyir menyimbah kebulur
tika alami ku tiada luhur
nada sumbang hentakkan hati
irama berkecamuk, bersimpang-mati
telaga kasih tidak hilang jasa
gagak terbang bekalnya dahaga
untuk lupa tiada mahu-tiada mampu
tangan menyuap membentuk kalbu
keringat melimpah membekal kelambu
malang gagak diharu diri rapu
setiap kembara punya catatan
setiap jalan punya tetapan
menyepi, meraba-cari
mentari sebenar erti hakiki

masih derhaka

Sabtu, 13 April 2013

KEMBALI

Dingin pagi itu memeluk tubuh untuk meratah-ratah waktu. Selimut aku alihkan dari membalut tubuh usang ini. Mengeluh. Ya, hari ini hari aku tidak menjadi sebahagian dari manusia, aku hanya melentok pada tubuh bantal, meligat akal memikirkan segala yang tidak tercapai.

Aku mengeheret tubuh lalu bersandar pada bucu dinding sambil menghembus segala mainan akal.

"Masih lagi begini?", aku terkedu. Serasa tidak percaya. Mana mungkin, aku berkata sedalam lubuk hati.

"Mengapa? Hahahaha! Jangan risau. Tenang.", gelak itu memperlekeh persoalanku.

Dikeliling segala ruang, kadang terbit senyum sinisnya tatkala memandang.

"Datang untuk berbicarakah? Aku tidak mahu!", tegas dalam ketarku. Muka aku palingkan tanda tidak mengalukan kehadiran.

"Wah! Heh, jangan begitu. Aku tahu engkau sunyi. Aku hanya ingin meneman....", suaranya kian menggiankan. Inilah HITAM.

Aku berdiri perlahan, melihat ke luar tingkap. Memerhati segala awan yang berpacaran-berkumpulan.

"Hitam, kau masih ingat dendang itu?".

"Ya, masih. Kadang-kala aku siulkan. Hembus nafas itu merdu bukan?"

"Haha...ya, ia merdu dalam sumbangku sendiri.", sambil aku meneruskan tawa kecil.

"Masa yang ada sudah tua. Aku bakalan menjadi perindu. Emmm...", kata Hitam sambil mengepak-ngepak perlahan tangannya umpama ingin terbang.

"Ya, aku tahu. Desing memekakkan sering bising mengingatkan. Aku....aku juga akan rindu."
Arah pandanganku terhala pada pencakar-pencakar langit kota yang merintih, mengamuk, bercakaran. Manusia didalamnya sibuk menyembah berhala duit.

"Hei, kawan cuba lihat tari baruku. Indah bukan bunganya?", tanya Hitam sambil menunjukkan rentak tarinya.

"Bunganya indah, tapi kau tiada paksi. Paksi yang satu itu patut kau utamakan. Ingat Hitam, IKHLAS. Ikhlas itu yang utama.", kataku sambil mencapai sebuah kitab.

Aku duduk disudut lalu menyandarkan badanku pada dinding. Aku baca kitab itu, tapi tidak tertelan kandunganya. Hitam datang menyebelah. Dia juga menelaah.

"Sudah bersedia berdepan dosa-dosa mu?", Hitam cuba mengisi kepakuman.

"Sudah. Aku hanya berserah. Hanya mengharap belas kini.".

Hitam mengangguk. Dia berdiri, menjulurkan tangannya ke luar tingkap. Aku memerhati seketika.

"Mahu teman aku bermain tak?" tanya Hitam sambil dia meloncat-loncat umpama kanak-kanak.

"Tak mahulah. Aku mahu menelaah.", kataku sambil menyelak muka surat demi muka surat.

"Ala, sebentar saja. Sementara kau dan aku punya masa. Marilah..", Hitam cuba menarik aku berdiri, tanda memujuk.

"Baiklah, baiklah. Tapi cuma boleh sebentar saja.".

Hitam membuka tawanya, aku juga turut ketawa. Menikmati segala jenaka, mengenangkan duka yang bakal memisah.

-----------------------------------------

Hitam berhenti, nafasnya mengah. Sambil tertunduk dia menoleh pada ku. Dia tersenyum, berdiri dan memandang tepat pada wajah.

"Moga aku akan ada kawan baru kelak. Kawan yang sama macam kau.", dia menepuk perlahan bahu ku.

"Oh, ya, dan jangan risaukan tentang diri kau. Ingat, IKHLAS itu utama.", sambung Hitam lagi.

Keduanya berlalu. Waktu telah menidakkan jalan bagi salah seorang dari keduanya.

Jumaat, 12 April 2013

DERAP BIASAN JALANAN



hujung-hujung tapakan duka
bersangsi pada ketentuan
sunyi menggila penuh murka
harapan menggelita kesuraman

ya, masih lagi bisa dibentuk senyum buta
ya, masih lagi bisa berjenaka penuh tawa
ya, masih lagi bisa gagah berpeluh tenaga
ya, masih lagi bisa berahsia hayat dunia

tidak harus aku terus begini
mengambus realiti demi fantasi
tapi gusarku pada yang kurang erti
bahawa wujud ini bukan hakiki

mengurung aku, demi aku
demi sumpah dipasak pada waktu

lagu alunanku bukan terang-nyata
punya suara rintih, punya lunak makna, 
penghujung itu boleh jadi syurga
penghujung itu boleh juga neraka

andai terdedah,
moga ada yang erti.

Selasa, 9 April 2013

AKU TIDAK MAHU HIDUP SELAMANYA

I DON’T WANT TO LIVE FOREVER 
(the city of old emperors)
You've got beet blood in your mouth and lies in your artichoked heart
you’re black eyes stalking through me
with a birdcage for ribs, that vultures trying to get out
it’s scratching your kidney wings
we’re no longer feeding ourselves, the raccoons are eating our dreams
pushing past our feeblery to keep them out, this morning I heard one sing:
there's a whole big world out there my son, be careful don't believe them.
there's a crazy old lady in the sun, she's angry can't you feel it?
if you don’t work hard you’re no son of mine, well I’ve earned these riverbeds
& I’ll drown you out until you’ve made me proud if you won’t learn you’re better off dead.
so, I’m digging in this farm yard trying to find the seeds
forgetting all I have left in this world of course that includes me
so I’m building and I’m learning and leaving nothing unsaid
all I am is all I have, I’ll take this garden for my bed
and these are not just words built like a city of dreams, we have no use for this kingdom
I’m proud of you my friends, may your lives be a symphony of freedom
 


I don't want to live forever. I just want to live for now
but the angel on my doorstep keeps pointing me towards that plow
so I’m digging in with both my hands, keeping one eye on the door
If I go looking I’ll probably find it, ...and get all I’ve been asking for
 


I don't want to live forever. I just want to live for me
but your faces just keep haunting ...sometimes it’s all I see
so I’m working hard at learning all I can I’m gonna give it all to you
I’ll keep making payments, until we’re all so straight and true
 


I want to paint seeds together, and follow you right up to the edge
filled up and spilling like carried cups, and watch the sun go red
but there’s poison right here in our water, and a shark somewhere in the well
I wanna show you my life, show me your life and tell me it’s not the devil
I guess I I feel the way I feel, you make me feel like I‘m alive...
and I’m alive, am I alive, i am alive so you can live...
please come and live, why don’t you live, you can live inside of me...
there’s a home for you inside me, inside of me there is a fire
inside my fire, there is more fire, and in that fire there is truth
but we take our furnace-chests, and run em neck deep into that lake
and let the coals stare us down, one last glare of doubt & hate
but we were wrong, no I was wrong, we’ll just be wrong about some things
and it will never be, it can never be, it should never be this easy
to wash away the fire that burns, we wash away our flame
my eyes saw fire, my heart said escape
i said my eyes saw fire, my heart did escape
it’s the beauty in the struggle has me going keeps me shook
sometimes I can see it in your face God but not in the pages of a book
and there's something in your eye that's asking
I got no answers, just clues for a path to truth
I thought it was you. but yeah, I thought it was me too.
 


I don't want to live forever. I just want to live for us
but the head on my shoulders keeps driving me to be careless
our brains don’t want to listen, ears squinting for some honesty
it’s gets slippery here, hold on....we are not ourselves probably
 


I don't want to live forever. I just want to live for you
but the devil round my doorway keeps singing me something new
so I’m listening with idle hands cupped tight around both ears
my minds open like a burned down house, I haven’t died at all this year

credits

from Wooden Heart, released 06 July 2010

Khamis, 4 April 2013

TEKS

DUA PENUH JASA

dikala menung penuh samar dan tepuku,
dipapar kembali
belaian,
kasih
dan kata.
mungkin itulah bias belas-mu,
ayah, ibu.

Isnin, 1 April 2013



LAST DAY

walk away as the rain wash the tears
wishing u won't disappear
 

not for an end
 
there's a time when u wish not to live
regretting what's not meant to be
 

and everything ends

burn those crowns

streams of light turns older
when we know it's time to go
full page diaries is all we have to hold to go

burn those crowns now
don't forget me

just dance while happiness is ours
and stay still promises is broken
do i deserve the best of u
while happiness is ours?